Senin, 21 Mei 2012

PENTINGNYA MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DIDIK YANG TUNARUNGU




Siswa adalah individu yang unik. Keunikan bisa dilihat dari adanya perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama meskipun kembar atau memiliki kemiripan. Pada hakekatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Di samping itu, setiap individu adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tidaklah sama.

Oleh karena itu, kita hendaknya memiliki yang mendalam tentang psikologi perkembangan anak tunarungu. Ini akan berguna supaya kita bisa mendekati dan memahami anak tunarungu kita dalam berbagai hal. Seorang guru hendaknya memiliki pemahaman psikologi perkembangan anak tunarungu.

Dengan adanya pemahaman terhadap peserta didik yang tunarungu, akan mewujudkan keberhasilan dalam proses pendidikan. Guru diperlukan memiliki pemahaman yang benar terhadap psikologi perkembangan ini. “Peserta didik yang tunarungu berada di wilayah berbeda dan mereka adalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan suatu hal”.

Mengapa mempelajari perkembangan anak tunarungu itu penting? Mengapa kita perlu mempelajari mereka? Masa anak-anak merupakan fase penting dalam kehidupan manusia. Anak tunarungu ini akan berkembang sebagaimana anak-anak lainnya, dan ada sebagian berkembang dengan cara berbeda. Kita sering melihat keunikan anak tersebut.

Umumnya, para psikolog yang mempelajari perkembangan sering sekali tertarik pada karakteristik yang di miliki anak-anak, demikian pula guru juga harus bisa mengelola dan mendidik anak tunarungu. Kita sendiri pernah mengalami dan melalui masa anak-anak, bermain-main, menambah kosa kata dan merangakai kalimat di saat sekolah, sehingga sampai sekarang kita bisa menjadi bebas.

Pada manusia, perkembangan yang paling menarik untuk diamati ialah pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada seorang anak. Di mana proses tumbuh dan kembang ini berlangsung terus menerus sejak masa konsepsi hingga masa remaja.

Perkembangan ialah pada perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dimulai sejak lahir hingga akhir usia (di masa tua). Perkembangan di sini diartikan sebagai bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbicara atau berbahasa, serta kemampuan sosialisasi. Bila disederhanakan, perkembangan adalah bertambah pintarnya kemampuan sel-sel.

Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya, pengajaran terhadap siswa harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak tersebut sehingga tidak terlalu sulit, terlalu menegangkan, dan menjemukan. Pendidikan SLB berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Begitu juga pengajaran SDLB dan dengan SMPLB.

Pola perkembangan anak sendiri merupakan pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses yaitu proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

Proses Biologis
Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Faktor ras, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik serta kelainan kromosom akan memerankan penting proses ini. Ini berarti proses biologis yang melandasi perkembangan otak, berat, dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan gerak, dan perubahan hormonal di masa puber.

Proses Kognitif
Proses kognitif merupakan aktivitas yang memerlukan perolehan atau pengungkapan pengetahuan (struktur), yaitu perubahan dalam pemikiran, inteligensi, dan bahasa anak. Proses ini terdiri dari dua tingkat yaitu representasional dan eksekutif. Penting membicarakan kemampuan individu dalam mengungkapkan informasi tentang lingkungan di dalam otak dan kemampuan untuk melakukan dengan menggunakan pengetahuannya. Proses kognitif merujuk pada kesadaran yang dimiliki individu tentang daya pikir dan nalar mereka. Proses perkembangan kognitif memampukan anak untuk merangkai kalimat yang bermakna, mengingat puisi, memecahkan persoalan-persoalan mata pelajaran, dan sebagainya.

Proses Sosio-emosional
Proses sosio-emosional adalah perubahan dalam anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Misalnya: interaksi dalam keluarga, perkembangan sosial, dan kepribadian, pembentukan suatu subkultur yakni budaya kaum tunarungu. Perkembangan sosio-emosional berkaitan dengan prestasi akademik. Perkelahian anak, perkembangan inteligensi anak, dan persahabatan anak merupakan perkembangan sosio-emosional.

Memahami perkembangan anak didik yang tunarungu akan membuat guru makin bijak dalam pendidikan tunarungu. Semua anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda, begitu pula dengan kecenderungan atau potensi dan bakatnya. Penyikapan yang benar terhadap perkembangan dan perbedaan anak ini akan membuat anak didik yang tunarungu akan nyaman dalam belajar karena merasa dihargai dan dihormati hak-hak dan kemampuannya.

Pernahkah anda memperhatikan seorang bayi atau balita yang meneliti dengan seksama sebuah mainan yang baru? Mainan yang baru merupakan benda asing baginya. Dia memasukkannya ke dalam mulut untuk mengetahui rasanya. dia menggoyah-goyahkannya, mengangkatnya, dan memutarkannya perlahan-lahan, sehingga bisa melihat bagaimana setiap sisinya. Dia menempelkan mainan ke telinga, menjatuhkan ke tanah, lalu mengambil kembali dan membongkarnya.

Proses ini disebut belajar secara menyeluruh (Global Learning). Global learning merupakan cara alamiah bagi seorang manusia untuk mempelajarinya, yaitu menyerap berbagai fakta. Peranan guru sangat fundamental terhadap masa ini, agar setiap anak mampu menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Mereka akan dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, dan dapat mencapai serta melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.

Berbagai sumber

TULI RUBELLA


Virus yang bernama Toxoplasma gondii yang biasa disebut virus rubella diketahui dapat menyebabkan ketulian pada telinga dan kebutaan mata yang sedang berkembang pada waktu bayi yang dikandung oleh ibunya. Bila ibu telah diinvasi oleh virus rubella atau campak jerman antara 6 – 12 minggu pada masa kehamilannya, maka akan kemungkinan 50% bayinya akan lahir dengan cacat pendengaran atau cacat penglihatan. Pemeriksaan atau tes darah pada ibunya sebaiknya dilakukan untuk membuktikan apakah ibu memang terkena virus campak jerman atau bukan.
Ketika dalam kandungan ibunya, telinga si bayi kemungkinan akan terjangkiti oleh virus rubella. Ketika lahir, bayi ini kemungkinan akan menderita kelainan pendengaran. Untuk mengatasi atau menyembuhkan tuli akibat virus ini sangatlah sulit. Satu-satunya hal yang dapat bisa dilakukan adalah menahan perkembangan virus yang berkembang hingga pada waktu bayi keluar dari perut tidak melampaui indeks yang telah ditetapkan oleh dunia kedokteran.

Virus rubella juga bisa menyerang pada anak atau balita. Penularan virus ini bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Gejala-gejalanya ialah; demam, batuk, pilek, dan bercak merah di sekujur kulit selama 3-5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula muncul di pipi bawah telinga kemudian ,menjalar ke muka, tubuh dan bisa menyerang telinga. Untuk mencegahnya, imunisasi pada bayi atau balita harus dilakukan.
Berbagai sumber

TULI

Seperti yang pernah kami katakan pada artikel sebelumnya tentang telinga. Kita sudah mengetahui dan memahami seluk beluk dan sistem kerja pada telinga kita. Namun ada orang yang sering kali bertanya, mengapa saya bisa menjadi tunarungu? Mengapa mereka bisa tunarungu? Pertanyan ini mendorong kita untuk mencari tahu penyebabnya.

Bahkan ada orang tersebut menggugat kepada Tuhan bahwa mengapa saya harus seperti ini. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita membahas tentang ketulian dan penyebabnya. Saya ingin mengupas dan menelaah tentang penyebab-penyebab dan jenis-jenis ketulian.

Mungkin setiap orang sering bertanya pada diri sendiri, mengapa ada tunarungu? Kok, saya bisa menjadi tunarungu? Ada apa di telinga? Semua akan dibahas di sini.

Pengertian tuli
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tuli berarti tidak dapat mendengar suara atau bunyi. Tuli mungkin merupakan kata yang tampak kasar dan terlalu terbuka. Mereka lebih suka menggunakan istilah tunarungu. Akhir-akhir ini banyak yang lebih suka menggunakan istilah yang baru yaitu hendaya pendengar. Meskipun begitu, karena tuli merupakan istilah yang lebih sering digunakan di dunia kedokteran, maka saya terpaksa menggunakan istilah ini.

Setiap penderita mempunyai jenis ketulian yang berbeda tergantung penyebabnya. Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa ada 3 tipe tuli yang berbeda. Hal ini sangat penting karena tanpa mengenal tipe ini, kita tidak dapat mengetahui apa jenisnya dan tidak dapat membantu penderita tersebut. Ketiga tipe itu, yaitu: tuli sensorineural, tuli konduksi dan tuli campuran.

Tuli sensorineural berarti tuli yang berhubungan dari telinga dengan urat syaraf. Terjadi bila ada gangguan pada model sentral sampai garis yang memisahkan telinga dalam dengan koklea, misalnya: gangguan pada koklea. Karena ada ganguan pada koklea yaitu di saraf pendengaran atau di hubungan sentral, maka penderita ini tidak akan normal lagi. Tipe inilah yang disebut tuli sensorineural.


Tipe ini paling sering berhubungan dengan bayi yang penderita tunarungu dan juga dengan proses ketuaan. Jenis ini sebagian besar sulit atau tidak dapat disembuhkan karena masalahnya terletak di sarafnya

Tuli konduksi terjadi karena akibat ketidaksempurnaan atau tidak berfungsinya organ telinga yang berperan sebagai menghantarkan bunyi dari luar telinga ke telinga dalam. Keadaan ini berarti bahwa ada sesuatu yang menggangu mekanisme penghantaran suara dari udara di luar melalui liang telinga ke telinga dalam. Tipe ini dapat diobati dan bisa diperbaiki ke taraf pendengaran normal

Tuli campuran terjadi apabila ada komplikasi di telinga yaitu akibat tuli sensorineural dan tuli konduksi yang terjadi secara persamaan.

Berbagai sumber

TELINGA

Indra pendengar merupakan indra yang sangat penting bagi manusia. Indra pendengar adalah telinga. Telinga adalah salah satu panca indera penting yang dimiliki manusia. Indera ini berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Dalam menjalankan fungsinya sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh, Tuhan telah menciptakan telinga dan susunan yang sangat menakjubkan. Telinga terdiri dari 3 bagian, yakni: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. 


TELINGA LUAR (OUTER EAR)
Telinga luar atau juga disebut bagian penangkap, mulai dari daun telinga (pinna) sampai membran timpani (tympanic membrane). Telinga luar terdiri atas: daun telinga (pinna), liang (lubang) telinga (external auditory meatus), dan selaput timpani yang biasa disebut gendang telinga (tympanic membrane). Telinga luar ini berfungsi untuk menangkap bunyi.

TELINGA TENGAH (MIDDLE EAR)
Telinga tengah atau juga disebut bagian penghantar. Bagian ini mulai dari membran/selaput timpani sampai fenestra ovali. Di sini terdapat osikel/tulang-tulang pendengaran, yaitu: tulang martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Di dalam saluran tengah juga terdapat saluran yang menghubungkan antara tulang telinga dengan rongga faring, yaitu pembuluh/saluran eustachius (Eustachian tube). Telinga tengah berfungsi meneruskan dan memperkuat intensitas bunyi.

TELINGA DALAM (INNER EAR)
Telinga dalam atau bagian penerima terdiri dari tingkap oval (tingkap jorong), tingkap mulut, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semisirkularis), dan koklea yang biasa di sebut rumah siput. Juga terdapat berisi organ korti sebagai penerima bunyi.
Ketiga bagian itu berkerja sama menangkap gelombang bunyi dan menjadikan bunyi yang nyata.
CARA KERJA TELINGA
Daun telinga atau pinna berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara atau bunyi (anda tahu, biasanya dengan nada berbisik, anda sering meletakkan tangan anda di belakang telinga untuk memperjelaskan pendengaran). Saluran di liang telinga tidak lurus, hal ini sangat membantu dalam mencegah masuknya objek yang tajam yang dapat merusak struktur lebih dalam. Saluran ini melengkung dan sepertiga luarnya terbentuk dari tulang rawan, sedangkan duapertiga dalamnya terdiri dari tulang.
 Daun telinga sebagian
besar terdiri atas jaringan tulang rawan yang rumit, jaringan ikat dan lemak yang ditutupi oleh kulit. Seluruh jaringan dikelilingi kulit yang memiliki ujung saraf sangat sensitif. Akan terasa sakit bila telinga ini mengalami kerusakan. Kelenjar minyak atau kelenjar serunimus hanya terdapat sepertiga di liang telinga. Minyak ini membantu melumasi kulit dan melindungi telinga dari debu atau kotoran lainnya dan benda asing. Minyak ini berwarna coklat tapi bahan ini tidak kotor.kita biasa menyebut ini sebagai kopoken. Ada pegerakan alami dari permukaan kulit di liang telinga keluar membawa minyak ke luar telinga. Kita sebaiknya tidak perlu memasukkan kapas atau kertas tisue ke dalam telinga untuk membersihkannya. Menjejalkan kertas atau kapas ke dalam telinga merupakan tindakan yang salah karena dapat menyumbatnya dan kotoran malah akan terdorong lebih dalam.
Liang telinga ini sebagai penghantar gelombang suara atau bunyi dari luar telinga ke gendang telinga (selaput timpani). Selaput timpani ini terletak 1,5 inchi atau 3cm dari ujung luar liang telinga. Selaput timpani ini terbentuk dari 3 lapis tipis, satu diantaranya merupakan jaringan elastis. Ini berfungsi sebagai permukaan gendang. Selaput timpani akan bergerak dan merangsang proses penghantar suara/bunyi dari ke telinga tengah. Selaput timpani/gendang telinga ini sangat tipis dan mudah rusak atau berlubang bila kerusakan langsung atau akibat infeksi yang menyerang telinga. Bila terjadi, akan menimbulkan ketulian karena gelombang suara gagal menghasilkan gerak resonansi normal dari gendang telinga.
Selaput timpani memisahkan saluran telinga dari bagian lain yang disebut telinga tengah. Di dalam telinga tengah terdapat ruang yang mengandung udara dan tulang kecil yang biasa disebut osikel. Di ruangan ini menghubungkan dengan bagian luar melalui faring dari telinga tengah ke bagian belakang hidung. Faring ini disebut saluran eustachius. Ini memungkinkan tekanan yang ada di telinga tengah sama besarnya di atmosfer.
Bagi yang sudah pernah naik pesawat, anda sudah tahu bahwa bila anda naik pesawat terbang dalam keadaan demam, saluran eustachius akan tersumbat dan anda akan merasakan sakit yang hebat pada telinga anda karena tekanan di tengah telinga berbeda dengan tekanan atmosfer di pesawat terbang tersebut.
Keadaan ini juga terjadi pada waktu menyelam atau berenang. Bagi yang penyelam, tidak diperbolehkan menyelam ke dalam air karena akan merasakan sakit yang hebat di telinga bila air masuk ke telinga.. Otot yang membuka saluran eustachius yang berasal dari palatum ini akan tidak berfungsi dengan baik. Itulah mengapa tindakan mengunyah permen karet ketika pesawat lepas landas. Mengunyah permen akan membantu membuka saluran eustachius, sekaligus membantu menyeimbangkan tekanan di telinga.
Osikel jumlahnya ada 3, yaitu: tulang martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Tulang martil ini melekat pada selaput timpani dan berfungsi menghantar gelombang suara/bunyi dari selaput timpani ke koklea. Osikel atau tulang-tulang ini saling bersentuhan. Tulang-tulang ini bekerja menurut prinsip ungkit. Tulang-tulang ini berfungsi untuk meperbesar gelombang suara.
Di bagian dalam terdiri dari tulang yang berbentuk siput, cairan dan beratus-ratus ujung saraf yang sensitif. Bila gelombang suara/bunyi yang dihantarkan oleh osikel, cairan yang ada di dalam akan bergerak sebagai respon dari gelombang bunyi/suara dan ujung saraf akan mengubahnya menjadi rangsang listrik yang berjalan ke pusat pendengaran di otak. Proses sebelumnya menggunakan tenaga mekanik, selanjutnya berubah menjadi tenaga listrik yang disampaikan ke otak, sehingga manusia bisa mendengarkan bunyi yang nyata.
Telinga merupakan komponen yang sangat sensitif. Komponen-komponen ini mudah mengalami kerusakan. Kerusakan bisa terjadi karena kurang sempurnanya komponen-komponen telinga, trauma, dan infeksi. Bila kerusakan ini terjadi, kita dapat menjadi tuli.
Seperti sudah disebutkan di atas telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh. Pada masing-masing pangkal saluran setengah lingkaran (saluran semisirkularis) terdapat alat yang berguna memberitahu perubahan arah gerak badan, yang disebut reseptor kesimbangan. Reseptor keseimbangan terdapat dalam kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus.

Kanalis semisirkularis (Semicircular Canals)
Suatu struktur yang terdiri dari atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas, dan vertikal belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe dan setiap pada pangkalnya membesar disebut ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut eristae ampularis. Kelembaban endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran. Kanalis semisirkularis merupakan keseimbangan dinamis, artinya memberikan respon terhadap pemutaran tubuh.

Utrikulus dan sakulus
Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statis (stateroseptor) yaitu berfungsi memberikan respon terhadap perubahan kedudukan tubuh. Misalnya: tegak, miring, dan lainnya.pada dasar urikulus terdapat makula (organ otolith). Kedudukan otolith ini akan berubah bila posisi kepala berubah.
Berbagai sumber